Pendaki
gunung, sahabat alam sejati
Jaketmu
penuh lambang, lambang kegagahan
memploklamirkan
dirimu pecinta alam
sementara
maknanya belum kau miliki
Ketika aku daki dari gunung ke gunung
Disana ku temui kejanggalan makna
Banyak pepohonan merintih kepedihan
Dikuliti pisaumu yang tak pernah diam
Batu batu
cadas merintih kesakitan
ditikam
belatimu yang bermata ayal
hanya untuk
mengumumkan pada khalayak
bahwa disana
ada kibar bendera mu
Oh alam, korban keangkuhan
Maafkan mereka yang tak mengerti arti kehidupan
#Rita Rubi Hartland - Pecinta Alam
Lirik lagu di atas sepertinya mewakili
paradigma masyarakat terhadap pecinta alam saat ini. Beberapa orang atau
komunitas yang memiliki jiwa petualang dan menyukai banyak tantangan melabeli
dirinya dengan istilah pecinta alam. Kegiatan mendaki gunung, memanjat tebing
yang tinggi, menyusuri goa yang dalam, mengarungi derasnya sungai dan lain
sebagainya seringkali diidentifikasikan sebagai kegiatan pecinta alam. Namun
tak jarang dari mereka yang mengaku pecinta alam belum dapat mengaplikasikan
makna pecinta alam dengan benar. Sehingga image
pecinta alam di masyarakat hanya sebagai komunitas yang sering
berpetualang, bebas, urakan, suka menantang bahaya dan ironisnya ada yang merusak
alam.
Wajar saja pemikiran seperti itu dapat tumbuh
di masyarakat. Mengapa? Ini lebih karena tidak semua pecinta alam berkegiatan
di alam secara baik. Contoh nyata yang sering ditemui adalah vandalisme di
gunung dan meninggalkan sampah mereka saat mendaki. Walaupun sebenarnya belum
tentu juga para pecinta alam yang melakukannya. Orang-orang seperti itu ini
lebih tepat disebut sebagai penikmat alam. Melakukan kegiatan alam demi
kesenangan pribadi untuk membuktikan bahwa mereka adalah seorang penakluk
puncak-puncak dunia. Padahal mereka belum pernah menaklukkan keangkuhan diri
mereka sendiri terhadap alam, mereka tak pernah berusaha untuk menjaga alam
agar nantinya anak cucu mereka dapat menikmati apa yang mereka nikmati
sekarang.
Sebenarnya makna pecinta alam dalam konteks
bahasa adalah seseorang yang sangat mencintai alam. Mencintai berarti melakukan
banyak hal untuk sesuatu/seseorang yang dicintai agar sesuatu/seseorang yang
dicintai merasa nyaman. Mencintai Alam, sama halnya dengan melakukan banyak hal
untuk alam, tanpa dibarengi rasa keegoisan untuk memiliki alam secara individual,
tanpa mengabaikan apa yang sebetulnya dibutuhkan oleh alam. Semua harus
dilakukan tanpa pamrih, pamrih untuk dimunculkan di media massa, tanpa pamrih
di puji banyak pihak, tanpa pamrih untuk mendapat dukungan dana berlebih yang
pada akhirnya digunakan entah kemana.
Pencitraan pada pecinta alam Indonesia sebagai
sebuah organisasi yang menjadi penggagas perbaikan alam Indonesia ini dapat
diubah dengan memanfaatkan kegiatan secara positif. Tiap-tiap organisasi
pecinta alam saat ini memang memiliki fokus kegiatan sendiri-sendiri. sementara
yang satu lebih meningkatkan skill
para anggotanya di bidang air, yang lainnya lebih fokus pada panjat tebing atau
penelusuran goa, ada juga yang lebih bergerak dalam lingkungan hidup. Disinilah
peran organisasi, untuk menumbuhkan dan membangun sikap kesadaran menjaga lingkungan
dan alam dimulai dari diri kita sendiri karena kita juga bagian dari alam.
Sebenarnya tidak sedikit kegiatan positif
yang telah dilakukan oleh pecinta alam, seperti, peringatan hari bumi, menyelenggarakan
seminar lingkungan, penghijauan hutan, kegiatan konservasi lingkungan, pengabdian
masyarakat dan sejenisnya yang tidak hanya petualangan. Pertanyaannya apakah
masyarakat tahu akan hal itu?
Publikasi merupakan langkah penting yang
perlu dilakukan dalam setiap kegiatan bernilai pelestarian alam dan pengabdian
masyarakat yang dilakukan oleh komunitas pecinta alam guna membangun opini
positif. Maka tak jarang ilmu jurnalistik juga diajarkan di dunia
kepecintaalaman, karena setiap anggota pencinta alam yang melakukan kegiatan
akan dapat melaporkan perjalanan atau kegiatan yang dilakukan dengan membuat
tulisan perjalanan sehingga bisa dimuat di berbagai media, seperti media cetak
dan media elektronik (televisi dan Radio).
Selain itu Ilmu fotografi dan audio visual
juga sangat penting karena selain berfungis sebagai dokumentasi kegiatan, foto
atau video itu bisa untuk disebarkan kepada media yang ada agar bisa diterbitkan
dan bisa disiarkan. Dipastikan dengan ilmu jurnalis yang ada maka anda bisa
membagi informasi kepada semua orang dan serta turut mempromosikan kegiatan
anda sendiri.
Hal ini akan berdampak positif jika
masyarakat bisa memahami hal itu dan mengenal lebih dekat siapa sebenarnya
pecinta alam itu. Dengan begitu dengan penuh kesadaran pula pacinta alam akan
melakukan hal-hal yang tepat guna bagi dirinya sendiri pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya. Kita sadar bawasannya kita tidak hidup sendirian dalam
masyarakat. Image yang kurang baik dari masyarakat yang diakibatkan oleh aktivitas
individu tinggallah sebagai ulah individu bukan lagi di cap sebagai aktivitas
komunitas pecinta alam.
Seberapa tahan kita akan melakukkannya,
tinggal seberapa kuat tingkat ketahanan kita untuk mewujudkannya menjadi sebuah
kenyataan bukan lagi sekedar paradigma. Benar jika pecinta alam tidak mudah dikenal
baik oleh masyarakat kita, tapi disitulah letak tantangannya. Pecinta alam yang
punya jiwa sosial yang tinggi, suka berpetualang, menyukai tantangan dan peka
serta memiliki kepedulian terhadap lingkungan. Dengan begitu kita akan benar-benar
sadar akan peran kita di masyarakat luas sebagai pecinta alam.
Surakarta, November 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar